Moveon88 – Jean-Paul van Gastel, mantan asisten pelatih Feyenoord Rotterdam dan Besiktas, mengungkapkan ketidaktahuannya mengenai PSIM Yogyakarta saat pertama kali ditawari posisi sebagai pelatih kepala. Namun, setelah menelusuri sejarah dan identitas klub, ia akhirnya menerima tantangan tersebut. Keputusannya datang pada momentum penting ketika sepak bola Indonesia sedang dalam sorotan, terutama di mata publik Belanda.
Hal ini tak lepas dari performa gemilang Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan hadirnya Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala tim nasional. Kehadiran Kluivert turut memicu gelombang pelatih asal Belanda di Liga 1 musim 2025/2026, menjadikan Negeri Kincir Angin sebagai penyumbang pelatih terbanyak di kompetisi domestik tersebut.
Van Gastel pun menilai bahwa situasi ini akan menciptakan dinamika menarik di antara para pelatih Belanda yang kini menukangi beberapa klub besar Indonesia. Artikel ini membahas latar belakang Van Gastel, pengaruh sepak bola Belanda di Indonesia, serta prospek kolaborasi internasional dalam pembangunan sepak bola nasional.
Jean-Paul van Gastel secara terus terang mengaku bahwa dirinya belum pernah mendengar nama PSIM Yogyakarta sebelum menerima tawaran dari manajemen klub. Sosok pelatih yang sebelumnya dikenal sebagai tangan kanan Giovanni van Bronckhorst di Feyenoord Rotterdam dan juga sempat menjadi bagian dari staf pelatih Besiktas ini mengungkapkan bahwa ketidaktahuannya justru menjadi motivasi untuk menggali lebih dalam mengenai klub berjuluk Laskar Mataram tersebut.
“Jujur saja, saya tidak tahu,” ungkapnya saat diwawancarai media. Pernyataan tersebut bukan dilandasi ketidakpedulian, melainkan karena memang informasi seputar klub-klub Indonesia masih minim di kalangan pelatih Eropa. Namun, setelah melakukan riset pribadi dan memahami sejarah panjang serta budaya sepak bola di Yogyakarta, Van Gastel merasa tertantang untuk ambil bagian dalam proyek jangka panjang klub ini.
Keputusan Van Gastel juga dipengaruhi oleh meningkatnya perhatian publik Belanda terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Menurutnya, saat ini Indonesia sedang berada di puncak perhatian publik sepak bola Eropa, terutama berkat performa impresif Timnas Indonesia dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Yang terpenting sekarang, sepak bola Indonesia mulai tersorot. Karena Timnas Indonesia cukup bagus dan mereka sekarang berjuang untuk sebentar lagi masuk Piala Dunia,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa keberhasilan Timnas Indonesia menjadi faktor yang turut memperkuat keyakinannya bahwa sepak bola Indonesia sedang menuju era baru yang lebih kompetitif dan menarik.
Dominasi Pelatih Belanda dan Pengaruh Patrick Kluivert di Liga 1
Fenomena meningkatnya jumlah pelatih asal Belanda di Liga 1 Indonesia menjadi sorotan tersendiri dalam musim kompetisi 2025/2026. Saat ini, tercatat ada empat pelatih asal Negeri Belanda yang menukangi klub-klub Liga 1, yakni Jan Olde Riekerink (Dewa United), Peter de Roo (Persis Solo), Johnny Jansen (Bali United), dan Jean-Paul van Gastel sendiri di PSIM Yogyakarta.
Dari keempat nama tersebut, Jan Olde Riekerink adalah pelatih paling lama berada di Indonesia, yakni sejak tahun 2022. Sementara ketiga nama lainnya, termasuk Van Gastel baru direkrut untuk menghadapi musim 2025/2026. Jumlah ini menjadikan Belanda sebagai negara yang paling banyak mengirimkan pelatih ke Liga 1 musim ini.
Van Gastel menilai bahwa meningkatnya kepercayaan terhadap pelatih Belanda tidak terlepas dari efek domino yang ditimbulkan oleh penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Sejak awal 2025, eks pemain Barcelona dan Ajax Amsterdam tersebut mulai menukangi skuad Garuda, dan membawa serta staf pelatih asal Belanda seperti Gerald Vanenburg, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat.
“Di Belanda, karena staf Timnas orang Belanda, jadi banyak sorotan untuk sepak bola Indonesia,” kata Van Gastel. Ia menambahkan bahwa kehadiran figur-figur sepak bola top asal Belanda di Timnas Indonesia menjadi semacam “jembatan kepercayaan” bagi klub-klub Indonesia untuk mempercayakan tim mereka kepada pelatih dari negara yang sama.
Dampaknya, Liga 1 tidak hanya menjadi lebih kompetitif, tetapi juga mendapat eksposur lebih besar dari publik Eropa. Para pelatih Belanda dikenal membawa filosofi bermain yang berbasis penguasaan bola, kedisiplinan taktik, serta pembinaan pemain muda secara berkelanjutan, hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam proses modernisasi sepak bola Indonesia.
Van Gastel pun mengakui bahwa kehadiran rekan-rekannya sesama pelatih Belanda akan membuat persaingan semakin menarik. “Lalu juga ada empat pelatih Belanda di Liga 1, jadi sangat menarik untuk ditunggu,” tuturnya. Ia percaya bahwa dinamika ini akan memberi warna tersendiri dalam persaingan antar tim, sekaligus mempercepat pertukaran pengetahuan dan metode kepelatihan profesional di tingkat liga domestik.
Jean-Paul van Gastel adalah contoh nyata profesionalisme seorang pelatih yang terbuka terhadap tantangan baru dan mau beradaptasi dalam lingkungan yang berbeda. Ketertarikannya pada PSIM Yogyakarta lahir dari rasa ingin tahu dan kepercayaan terhadap potensi sepak bola Indonesia yang sedang mengalami kemajuan signifikan.
Kehadirannya, bersama tiga pelatih Belanda lainnya di Liga 1, membuka babak baru dalam integrasi sepak bola Indonesia dengan pendekatan kepelatihan Eropa yang modern dan terstruktur. Jika tren ini berlanjut dan dibarengi dengan pembinaan pemain lokal yang konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin
Jordi Amat : Persija Jadi Pilihan Utama, Meski Dilirik Klub Asing Moveon88 – Jordi Amat dipastikan akan segera memperkuat salah…
Fluminense dan Chelsea: Duel Sengit di Semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 Moveon88 – Piala Dunia Antarklub 2025 kembali menghadirkan kejutan…
Striker Belanda Calon Pelapis Romeny Siap Bela Indonesia Moveon88 – Timnas U-23 Indonesia segera diperkuat pemain muda berbakat asal Belanda,…
Liverpool Pensiunkan Nomor 20: Warisan Abadi Diogo Jota di Anfield Moveon88 – Sepak bola bukan hanya soal kemenangan dan kekalahan,…