Moveon88 – Paris Saint-Germain mencetak sejarah baru di musim 2024–2025. Untuk pertama kalinya sejak klub berdiri, PSG sukses meraih empat trofi utama dalam satu musim,sebuah pencapaian luar biasa yang datang setelah kehilangan megabintang mereka, Kylian Mbappé, yang pindah ke Real Madrid di awal musim.
Kepergian Mbappé sempat menjadi bahan spekulasi dan kekhawatiran besar di kalangan fans serta pengamat sepak bola. Banyak yang memprediksi bahwa PSG akan kesulitan mempertahankan dominasinya tanpa pemain yang selama ini menjadi andalan lini depan. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Tim asuhan Luis Enrique tampil jauh lebih solid dan efisien, menunjukkan permainan yang lebih kolektif tanpa bergantung pada satu pemain bintang saja.
Empat gelar yang diraih PSG musim ini adalah Trophée des Champions, Ligue 1 (Juara Liga Prancis), Coupe de France, dan tentu saja yang paling prestisius, UEFA Champions League. Puncak dari musim luar biasa ini adalah kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions UEFA yang berlangsung di Allianz Arena, München. Kemenangan itu tak hanya menandai trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub, tapi juga melengkapi koleksi empat trofi sekaligus musim ini, pencapaian yang dikenal sebagai quadruple.
Yang membuat pencapaian ini semakin istimewa adalah fakta bahwa PSG mengarungi musim ini tanpa kehadiran Kylian Mbappé. Sosok yang menjadi simbol klub dalam beberapa tahun terakhir itu hengkang ke Real Madrid, meninggalkan kekosongan yang diyakini sulit diisi. Namun, Luis Enrique dan skuadnya menjawab semua keraguan dengan performa luar biasa di semua kompetisi yang mereka ikuti.
PSG tak hanya bertahan, tapi justru berkembang dan menunjukkan jati dirinya sebagai tim besar. Perubahan strategi yang lebih mengedepankan kerja sama tim, pressing tinggi, serta rotasi pemain yang efisien menjadi kunci kesuksesan. Klub asal Paris itu menunjukkan bahwa mereka tak lagi hanya sekadar kumpulan bintang, melainkan tim yang matang dengan karakter juara sejati.
Pemain-pemain seperti Ousmane Dembélé, Khvicha Kvaratskhelia, Vitinha, Achraf Hakimi, hingga rising star Desire Doué tampil menonjol sepanjang musim. Performa mereka sangat konsisten dan mampu mengangkat permainan tim di berbagai laga krusial. Desire Doué, misalnya, tampil memukau dengan kombinasi kreativitas, kecepatan, dan visi permainan yang tajam, sehingga menjadi salah satu bintang muda paling bersinar di Eropa.
Penampilan impresif juga datang dari Willian Pacho yang menjadi pilar di lini belakang. Bek asal Ekuador itu menjadi tembok kokoh dalam sistem pertahanan PSG yang sulit ditembus. Di bawah mistar, Gianluigi Donnarumma tampil stabil dan sering menjadi penyelamat tim dengan penyelamatan penting di saat-saat genting. Kombinasi antara lini belakang yang disiplin dan kiper yang tangguh menjadi fondasi kuat di balik kesuksesan PSG musim ini.
Keberhasilan PSG musim ini juga tak lepas dari tangan dingin pelatih mereka, Luis Enrique. Ia mendapat banyak pujian atas keberhasilannya membangun sistem permainan kolektif yang solid, efektif, dan penuh determinasi. Berbeda dengan gaya bermain PSG di era sebelumnya yang sangat bergantung pada aksi individu, musim ini Enrique mampu menciptakan tim yang mengalirkan bola dengan cepat, melakukan transisi yang tajam, dan menekan lawan dengan intensitas tinggi.
Strategi rotasi yang diterapkan oleh Enrique juga sangat efisien. Ia mampu menjaga kebugaran pemain sepanjang musim dan memberikan waktu bermain bagi pemain muda untuk berkembang. Hal ini terbukti dari minimnya cedera besar yang diderita skuad serta performa konsisten dari awal hingga akhir musim. Bahkan, di momen-momen genting seperti semifinal Liga Champions atau final Coupe de France, PSG tetap mampu bermain dalam level tertinggi.
Secara keseluruhan, PSG tampil dominan di hampir semua kompetisi yang mereka ikuti. Di Ligue 1, mereka memuncaki klasemen dengan selisih poin yang cukup jauh dari pesaing terdekat. Di ajang domestik lainnya, seperti Trophée des Champions dan Coupe de France, PSG juga menunjukkan keunggulan mereka dengan gaya bermain menyerang dan hasil meyakinkan.
Namun tentu saja, pencapaian yang paling membanggakan adalah keberhasilan mereka menjuarai Liga Champions Eropa. Trofi ini menjadi semacam “cawan suci” bagi PSG, yang selama ini selalu gagal di tahap akhir meskipun memiliki pemain-pemain kelas dunia. Kini, sejarah telah berubah. PSG tak hanya mencicipi gelar tersebut, tetapi melakukannya dengan cara yang spektakuler yakni menang 5-0 di final melawan Inter Milan, klub besar dengan sejarah panjang di kompetisi tersebut.
Kemenangan ini menjadi simbol bahwa PSG telah bertransformasi dari sekadar tim kaya raya dengan ambisi besar, menjadi tim dengan struktur, mentalitas, dan kedalaman skuad yang mumpuni. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa musim 2024–2025 adalah awal dari era baru PSG, era tanpa Mbappé namun penuh harapan dan kesuksesan.
Dengan koleksi empat trofi dalam satu musim, PSG tak hanya mengukir sejarah emas bagi klub, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada seluruh Eropa mereka adalah kekuatan sejati yang patut diperhitungkan di masa depan.
Italia Bekerja Keras Untuk Taklukan Moldova 2-0, Lewat Gol Injury Time Moveon88 – Italia harus bersabar sebelum akhirnya menaklukkan Moldova…
Irlandia Guncang Aviva Lewat Dwigol Parrott, Portugal Tunda Pesta Lolos 2026 Moveon88 — Republik Irlandia menyalakan kembali asa ke Piala…
Inggris Bidik Finis Sempurna Jelang Serbia dan Albania Moveon88 — Thomas Tuchel menegaskan bahwa fase eksperimen telah berakhir saat…
Rabat Menjadi Panggung Penentuan: Osimhen vs Mbeumo, Satu Langkah Terakhir Menuju Piala Dunia 2026 Moveon88 — Dua bintang besar…