Moveon88 – Bologna akhirnya menuntaskan penantian panjang yang berlangsung selama 51 tahun untuk meraih gelar utama setelah mengalahkan AC Milan dengan skor 1-0 di final Coppa Italia 2025 yang diadakan di Stadion Olimpico, Roma, pada Kamis (15/5/2025) dini hari WIB. Kemenangan ini merupakan prestasi yang sangat mengesankan bagi klub yang terakhir kali meraih trofi Coppa Italia pada tahun 1974.
Swiss pemain berusia 24 tahun, Dan Ndoye, menjadi pahlawan kemenangan Bologna setelah sembuh dari cedera paha. Ia berhasil mencetak gol tunggal pada menit ke-53 setelah memanfaatkan bola rebound akibat pelanggaran yang dilakukan Theo Hernandez terhadap Riccardo Orsolini.
Meskipun Bologna pernah diuntungkan dari insiden tersebut, wasit memutuskan untuk tidak memberikan penalti karena bola mengenai kaki Ndoye secara langsung, yang kemudian melakukan tendangan melengkung ke sisi kanan gawang Milan.
Gol tunggal yang dicetak oleh Ndoye menjadi penentu dalam pertandingan yang berlangsung dengan sangat ketat. Kedua tim berkompetisi dengan semangat tinggi dan menghasilkan beberapa kesempatan gol sejak awal pertandingan.
Dalam sepuluh menit awal pertandingan, para penjaga gawang dari kedua tim sudah dituntut untuk menunjukkan aksi penyelamatan yang luar biasa. Terlepas dari fakta bahwa Bologna mencetak gol terlebih dahulu, Milan tidak dapat mengulangi permainan tajam yang mereka tunjukkan akhir pekan lalu saat mengalahkan Bologna 3-1 di Serie A.
Bologna meraih gelar Coppa Italia pertamanya setelah lebih dari lima puluh tahun. Tim yang dimiliki oleh pengusaha asal Kanada, Joey Saputo, hanya berhasil mengantongi dua trofi Serie B sejak terakhir kali mereka meraih kemenangan di turnamen ini pada tahun 1974.
Tidak mengherankan bahwa Stadion Olimpico memiliki suasana yang sangat emosional setelah peluit akhir pertandingan. Para pemain Bologna tampak meneteskan air mata penuh kebahagiaan, sementara ribuan pendukung Rossoblu di kursi penonton terbuai dalam kegembiraan.
Vincenzo Italiano Mengakhiri Nasib Buruk di Final
Menurut pelatih Vincenzo Italiano, hasil kemenangan ini sangat menggembirakan. Setelah mengalami kegagalan dalam dua final berturut-turut saat melatih Fiorentina yakni di Liga Konferensi Eropa dan Coppa Italia 2023, akhirnya ia bisa merasakan kebahagiaan saat mengangkat trofi. Ini adalah gelar pertamanya dalam karir sebagai pelatih di tingkat tertinggi.
“Itu merupakan tiga kekecewaan yang signifikan,” ujar Italiano kepada Mediaset.
“Saya tidak menyangka bahwa saya dapat pulih dengan cepat dan mendapatkan semuanya kembali. Saya baru saja memasukkan sebuah trofi berharga ke dalam koleksi saya dan sepenuhnya saya persembahkan untuk para pemain, yang sangat luar biasa.”
Pelatih yang berusia 47 tahun ini terlihat sangat terharu saat memberikan pernyataan setelah pertandingan. Ia diangkat ke udara oleh para pemainnya dalam perayaan yang penuh kebahagiaan. Momen itu menjadi lambang betapa istimewa dan berarti pencapaian ini, baik untuk tim maupun untuk pelatih.
Dengan senyuman lebar, Italiano mengakhiri wawancaranya dengan pernyataan, “Sekarang izinkan saya untuk pergi dan merayakannya, karena ini adalah sesuatu yang sangat istimewa. ”
Setelah Thiago Motta, musim ini adalah musim pertama Italiano di Bologna. Motta sebelumnya berhasil mengantar Bologna mencapai Liga Champions untuk kali pertama, namun ia memilih untuk pergi ke Juventus. Perjalanan karier Motta di Turin sayangnya singkat dan ia dipecat pada awal musim ini.
Kekalahan yang Menyakitkan bagi Milan dan Masa Depan Conceicao Dianggap Diragukan
Sebaliknya, kekalahan ini merupakan tamparan keras bagi AC Milan. Setelah 22 tahun menunggu, mereka berhasil mencapai final Coppa Italia dan berharap bisa mengulang kemenangan yang mereka raih pada tahun 2003. Rossoneri juga telah mengalami kegagalan dalam dua final sebelumnya, dan kekalahan ini menambah penderitaan mereka.
Milan tampil penuh semangat sejak awal pertandingan, tetapi kesulitan menembus pertahanan kokoh Bologna. Keadaan menjadi semakin parah ketika kapten Bologna, Lewis Ferguson, mengalami cedera patah hidung akibat sebuah insiden dengan Rafael Leao di penghujung babak pertama. Meskipun tampak berlumuran darah, Ferguson tetap menjadi simbol semangat juang Bologna selama pertandingan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa Milan, yang saat ini menduduki posisi kedelapan di klasemen Serie A, kemungkinan tidak akan ikut serta dalam kompetisi Eropa mendatang. Kondisi pelatih Sergio Conceicao kini berada dalam posisi yang kritis. Dampak dari penunjukan mantan pelatih Porto masih belum terasa, sementara tekanan terhadap pengurus klub semakin bertambah.
Para pendukung Milan telah lama menginginkan adanya perubahan serta hasil yang konkret, akan tetapi musim ini justru berakhir dengan kekecewaan yang mendalam. Tanpa adanya trofi dan tanpa kepastian untuk lolos ke Eropa, manajemen AC Milan kemungkinan besar akan meninjau kembali susunan tim pelatih serta visi masa depan klub.
Italia Bekerja Keras Untuk Taklukan Moldova 2-0, Lewat Gol Injury Time Moveon88 – Italia harus bersabar sebelum akhirnya menaklukkan Moldova…
Irlandia Guncang Aviva Lewat Dwigol Parrott, Portugal Tunda Pesta Lolos 2026 Moveon88 — Republik Irlandia menyalakan kembali asa ke Piala…
Inggris Bidik Finis Sempurna Jelang Serbia dan Albania Moveon88 — Thomas Tuchel menegaskan bahwa fase eksperimen telah berakhir saat…
Rabat Menjadi Panggung Penentuan: Osimhen vs Mbeumo, Satu Langkah Terakhir Menuju Piala Dunia 2026 Moveon88 — Dua bintang besar…