Asia U17 – Tim Nasional Indonesia U-17 harus menerima kekalahan pahit setelah mengalami kekalahan telak dari Tim Nasional Korea Utara (Korut) dengan skor akhir 0-6 di babak perempat final Piala Asia U-17 2025.
Laga yang digelar 14 April 2025 memberikan perhatian yang sangat besar dari media, pengamat sepak bola nasional, sampai dengan masyarakat. Kakalahan tersebut bukan hanya menyedihkan dari hasil skot, namun juga membuat beberapa fakta menarik dan juga sangat kontroversial yang sekarang ramai di bicarakan.
Dibawah ini merupakan fakta-fakta yang muncul setelah pertandingan antara Tim Nasional Indonesia U-17 vs Korea Utara tersebut:
Sejak Kick off pertandingan babak pertama di mulai, perbedaan postur para pemain Korea Utara dibandingkan dengan Timnas Indonesia tampak sangat terlihat jelas. Pemain-pemain Korea Utara terlihat sangat mendominasi mulai dari tinggi badan, stamina, kekuatan otot yang jauh berbeda di atas rata-rata pemain untuk kelompok usia 17 tahun.
Banyak kejadian duel 1v1 yang dimenangkan oleh pemain-pemain Korea Utara karena keunggulan fisik mereka. Publik bahkan mempertanyakan bagaimana bisa pemain dengan usia 16 dan 7 tahun bisa mempunyai fisik tubuh yang seperti atlet dewasa tersebut. Hal tersebut kemudian membuat beragam dugaan dari para netizen.
Banyak beredar di komentar-komentar media social dari warganet Indonesia yang menduga keaslian usia dari pemain-pemain Korea Utara. Beberapa dari pengikut juga berpikir jika pemain lawan sudah seperti usia 25 tahun ke atas.
Tampak wajah, postur tubuh, serta gaya bermain yang begitu professional membuat spekulasi liar bahwa Timnas Korea Utara kemungkinan saja memakai pemain yang tidak sesuai dengan aturan FIFA yaitu 17 tahun.
Tetapi karena Korea Utara merupakan negara yang tertutup dan juga sangat sedikit informasi, kebenaran soal usia asli tiap pemain tersebut sulit di pastikan. Dugaan tersebut bukan sekali dua kali muncul, sebab dalam beberapa turnamen yang di adakan sebelumnya, kasus tersebut sempat menjadi isu global.
Permintaan Maaf dari Pelatih Nova Arianto
Pelatih Tim Nasional U-17, Nova Arianto, memberikan sikap professional dengan mengucapkan permintaan maaf untuk masyarakat Indonesia. Dirinya mengakui jika para pemain Indonesia tersebut masih belum siap menghadapi tekanan serta gaya permainan cepat yang digunakan oleh Tim Nasional Korea Utara.
Pelatih Arianto juga mengatakan jika penglaman tersebut menjadi pengalaman penting untuk setiap pihak, baik pelatih, federasi, dan juga pemain.
Pelatih Nova Arianto mengatakan “Kami mohon maaf karena hasil buruk ini, Kami pasti akan melakukan evaluasi total serta belajar supaya kedepannya akan tampil lebih baik lagi.”
Tim Nasional Indonesia U-17 tampak kesulitan untuk meningkatkan tempo permainan dari awal babak pertandingan. Tiap upaya membangung serangan selalu gagal karena pressing tinggi yang dilakukan Timnas Korea Utara.
Strategi yang dibuat sebelum pertandingan juga selalu gagal dikarenakan pemain-pemain Indonesia tersebut tidak dapat keluar dari pressing pemain Korea Utara.
Kondisi tersebut membuat Tim Nasional Indonesia juga sering kehilangan bola pada wilayah mereka sendiri sehingga membuat banyak peluang penting bagi pemain Korea Utara untuk menghujani gawang dengan serangan terus menerus.
Beberapa pengamat serta penggemar sepak bola Indonesia sangat menyayangkan system bagan pertandingan yang dipakai pada turnamen tersebut. Dengan system seperti ini, tim telah mengetahui pertandingan selanjutnya bahkan sebelum pertandingan tersebut dimulai.
Banyak yang mengusulkan supaya undian atau drawing dilakukan pada babak gugur untuk menunjukkan sportivitas serta menghindari kemungkinan pengaturan skor untuk menghindari beberapa lawan.
Menariknya, beberapa spekulasi muncul di warganet jika Korea Utara terlihat sengaja bermain seri pada laga terahir fase grup supaya tidak bertemu dengan Tim Nasional Korea Selatan pada babak perempat final.
Apabila ini benar, maka dapat dikatakan sebagai strategi yang kontroversial dan cerdas. Mereka merencanakan untuk lebih memilih bertemu lawan yang lebih mudah di babak selanjutnya.
Kekalahan tersebut bukan cuma memberikan kepahitan secara emosional, namun juga dari statistik. Tim Nasional Indonesia hanya bisa mencatatkan 29% dalam penguasaan bola selaman 90 menit laga berlangsung, dan hanya bisa melepaskan tembakan tepat sasaran.
Sementara itu, Korea Utara Menguasai pertandingan hamper pada tiap lini, baik di pertahanan, kedisiplinan taktik, bahkan hingga segi serangan.
Kekalahan dengan skor 6-0 dari Korea Utara ini menjadi momen yang tentunya menyakitkan namun akan menjadi pengalaman dan pelajaran penting untuk sepak bola Indonesia kedepannya. Perbedaan kualitas strategi, kekuatan fisik dan juga mental menjadi evaluasi penting.
Metode latihan, jadwal kompetisi, semuanya hingga pembinaan usia dini perlu dilatih kembali agar dapat bersaing secara internasional. Tim Nasional Korea Utara kemungkinan susah di analisis dikarenakan tertutup, namun yang pasti mereka bermain dengan fisik yang tanggih, efisiensi luar biasa dan memberikan tekanan tinggi yang bagus.
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…
Oman Gagal Manfaatkan Keunggulan Jumlah, Ditahan 10 Pemain Maroko 0-0 di Piala Arab FIFA 2025 Moveon88 — Oman harus…