Moveon88 – Gabriel Martinelli menjadi pahlawan tuan rumah ketika gol penyama kedudukan pemain Brasil itu di masa tambahan waktu menyelamatkan Arsenal dari kekalahan, mengakhiri laga sengit melawan Manchester City dengan skor 1-1 pada Minggu dini hari waktu setempat. Pertandingan di Emirates yang dipenuhi tensi taktik ini menunjukkan bagaimana keputusan manajerial dan perubahan kecil di lapangan bisa menentukan nasib satu poin penting.
Gol awal datang cepat untuk City — hanya sembilan menit setelah kick-off. Dari sebuah serangan balik yang diinisiasi Haaland dan Tijjani Reijnders, Reijnders berlari masuk ke area pertahanan Arsenal dan mengirim umpan matang yang diselesaikan secara klinis oleh Erling Haaland dari jarak dekat. Tendangan rendah Haaland menjadi bukti tajamnya insting predator pemain Norwegia itu; ini adalah gol kelimanya dalam tujuh penampilan liga melawan Arsenal dan semakin menegaskan ketajamannya musim ini.
Setelah gol tersebut, pertandingan menjadi pertempuran taktis. Mikel Arteta memilih mempertahankan trio gelandang yang sama seperti saat menjamu Liverpool — Martin Zubimendi, Declan Rice, dan Mikel Merino — langkah yang sebelumnya mendapat kritik karena dinilai terlalu berhati-hati. Periode awal babak pertama memperlihatkan Arsenal yang kesulitan menembus rapatnya lini tengah City, sementara peluang City untuk menggandakan skor juga sempat mengancam—Reijnders beberapa kali merepotkan lini belakang Arsenal dan memaksa kiper David Raya melakukan penyelamatan penting.
Menjelang interval, ketegangan memuncak. Serangan City hampir menambah gol ketika Haaland memberi umpan kepada Reijnders yang melepaskan tembakan keras, tetapi lagi-lagi Raya tampil sigap. Sebaliknya Arsenal mulai menunjukkan tanda kebangkitan usai pergantian pemain buatan Arteta: Bukayo Saka dan Eberechi Eze dimasukkan pada babak kedua, dan kedua sayap Inggris itu segera meningkatkan daya serang The Gunners. Eze beberapa kali merepotkan pertahanan City dengan akselerasi dan umpan-umpan kreatifnya, sementara Saka menambah ancaman di sisi sayap.
City, di bawah Josep Guardiola, memilih pendekatan yang semakin bertahan pada babak kedua. Guardiola melakukan serangkaian pergantian defensif—memasukkan Nathan Aké dan juga Phil Foden—serta menarik Haaland pada 15 menit akhir, dengan tujuan menjaga keunggulan. Keputusan itu mencerminkan pragmatisme Guardiola dalam menghadapi jadwal padat; sebelumnya ia sempat mengeluhkan beban pertandingan timnya yang harus menghadapi Napoli di Liga Champions hanya 48 jam setelah laga di Emirates. “Mungkin kami harus ‘mendaki’ dalam 66 jam,” ujarnya, merujuk pada kurangnya jeda antar pertandingan dan kesiapan fisik pemain.
Strategi bertahan City nyatanya berisiko. Pada masa injury time, dari sebuah umpan lambung Eze yang memecah konsentrasi lini belakang, Martinelli lolos dari perangkap offside dan mengeksploitasi ruang yang tercipta. Dengan dingin ia melakukan suntikan bola melambung melewati kiper Donnarumma yang maju, menghasilkan gol cungkil yang indah dan membuat Emirates meledak dalam sorak sorai. Gol itu membuyarkan rencana City untuk membawa pulang tiga poin dan menegaskan efektivitas pengaruh pemain pengganti bagi Arsenal.
Hasil imbang itu berimbas pada klasemen: Arsenal naik ke posisi kedua tetapi masih tertinggal lima poin dari pemuncak Liverpool, sementara City terpuruk di posisi kesembilan setelah hanya mengemas dua kemenangan dari lima laga pembuka mereka. Kegagalan meraih kemenangan di Emirates juga menambah catatan buruk bagi Guardiola, yang melihat timnya kehilangan aura dominan pada sejumlah laga awal musim ini.
Dari sudut pandang statistik dan performa individu, Haaland kembali menunjukkan keandalannya di depan gawang, tetapi keputusan taktis Guardiola untuk menariknya dan mengunci permainan menjadi sorotan utama setelah City harus membayar mahal lewat gol Martinelli. Arteta, di sisi lain, mendapat pujian atas keberanian rotasinya memasukkan pemain-pemain kunci seperti Saka, Eze, dan Martinelli yang memberikan dampak langsung.
Kesimpulannya, pertandingan ini adalah contoh sempurna bagaimana intensitas, keputusan taktis, serta detik-detik akhir pertandingan dapat menentukan hasil. Arsenal pulang dengan satu poin berharga dan bukti bahwa kedalaman skuad serta keberagaman opsi dari bangku cadangan bisa menyelamatkan situasi; sedangkan City harus mengevaluasi kembali keseimbangan antara pragmatisme defensif dan kebutuhan mempertahankan daya serang, terutama pada laga-laga yang menuntut respons cepat di menit-menit akhir.
Tanpa Gol, Tiket Ganda: Palestina Puncaki Grup A, Suriah Ikut Melaju ke Perempat Final Piala Arab Moveon88 – Laga…
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…