Moveon88 — Inter kembali merasakan kekecewaan besar setelah kalah 4-3 dari Juventus dalam Derby d’Italia yang berlangsung penuh drama (14/9/2025). Kekalahan ini menjadi yang kedua bagi La Beneamata di awal musim, namun pelatih Cristian Chivu tetap menyoroti beberapa aspek positif dari penampilan timnya meski mengakui bahwa bekas luka psikologis dari kegagalan musim lalu belum sepenuhnya terkikis.
Pertandingan berlangsung ketat dan berubah-ubah; Inter sempat dua kali tertinggal sebelum bangkit dan berbalik unggul pada menit ke-76 lewat aksi Marcus Thuram. Namun, keputusan akhir ditentukan oleh gol indah Vasilije Adzic di menit-menit akhir yang memastikan kemenangan tipis 4-3 untuk Juventus. Usai laga, Chivu menilai meski ada hal baik yang ditunjukkan timnya, ada juga momen-momen krusial — khususnya dalam 10 menit terakhir — yang membuat semua usaha mereka sia-sia.
Hasil ini menempatkan Inter di peringkat ke-11 klasemen Serie A dan membuat jarak mereka membesar menjadi enam poin dari pemuncak klasemen Napoli dan Juventus. Catatan buruk lain yang menghiasi awal musim Nerazzurri adalah kenyataan bahwa ini menjadi kali ketiga sejak diberlakukannya era tiga poin tim mengalami dua kekalahan dalam tiga laga pembuka, setelah catatan serupa pada 2001-01 dan 2011-12. Statistik pertandingan menunjukkan Inter sedikit unggul dalam ekspektasi gol (xG), dengan total 0,96 dari 18 tembakan, sementara Juventus memiliki xG 0,65 dari 12 percobaan yang mengarah ke gawang Yann Sommer.
Chivu tidak menampik adanya pengaruh psikologis dari kekalahan pahit di final Liga Champions musim lalu, ketika Inter tumbang 5-0 oleh Paris Saint-Germain. “Saya melihat hal-hal baik malam ini dan di babak kedua melawan Udinese, meskipun kami tidak meraih poin,” kata Chivu kepada DAZN Italia. Ia menekankan bahwa tim terus berjuang dan bekerja keras, namun masih perlu memperbaiki beberapa aspek mental dan teknis agar bisa tetap tenang dan fokus meraih hasil positif di laga-laga mendatang. “Saya tidak bisa mengeluh tentang betapa kerasnya tim bekerja, itu sudah pasti,” tambahnya.
Dalam pengamatan Chivu, Inter datang ke stadion dengan niat mengambil inisiatif, bermain dengan karakter, dan berusaha memenangi pertandingan. Namun kesalahan kecil dan kurangnya ketajaman di momen-momen akhir menjadi penyebab utama kegagalan mempertahankan keunggulan. Tekanan yang dibangun terutama di babak kedua memang memaksa Juventus bertahan, tetapi Inter gagal memaksimalkan peluang-peluang yang tercipta sehingga pada akhirnya terbuka celah bagi lawan untuk membalikkan keadaan lagi.
Pertemuan ini juga menandai lanjutan duel tinggi gol antara dua rival besar Italia; tiga pertandingan terakhir antara Juventus dan Inter di Serie A menghasilkan total 16 gol, sama persis dengan jumlah gol yang tercipta dalam delapan pertemuan sebelumnya. Angka-angka ini menggambarkan betapa terbukanya laga antar kedua tim dalam beberapa musim terakhir, sekaligus menunjukkan bahwa walau Inter tampil agresif, efektivitas akhir masih menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dengan jadwal kompetitif yang masih panjang, Chivu dan timnya harus segera belajar dari kekalahan ini—memperbaiki fokus di menit-menit penentuan, menutup lubang psikologis yang masih menganga akibat final musim lalu, dan mempertajam penyelesaian agar upaya menyerang tidak lagi berakhir sia-sia. Inter dituntut untuk cepat bangkit jika ingin menghindari awal musim yang kian menekan dan memperbaiki posisi mereka di klasemen.
Tanpa Gol, Tiket Ganda: Palestina Puncaki Grup A, Suriah Ikut Melaju ke Perempat Final Piala Arab Moveon88 – Laga…
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…