Moveon88 – Nottingham Forest mencatat kemenangan bersejarah dengan menundukkan Liverpool 3-0 di Anfield pada Sabtu, 23 November 2025, hasil yang menambah berat beban sang juara bertahan dalam upaya mempertahankan mahkota Liga Primer musim ini. Bagi Liverpool, ini menjadi kekalahan keenam dalam tujuh laga liga terakhir dan membuat mereka terdampar di peringkat ke-11, tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen Arsenal. Untuk Forest, tiga poin ini bukan hanya bernilai praktis di klasemen, tetapi juga menjadi suntikan moral besar yang mengeluarkan mereka dari zona degradasi dan menegaskan arah baru di bawah manajer Sean Dyche.
Padahal, Liverpool memulai laga dengan intensitas menjanjikan. Selama setengah jam pertama, aliran bola mereka mengalir dan menekan Forest mundur cukup jauh. Alexis Mac Allister menjadi poros distribusi, sementara Mohamed Salah beberapa kali menguji garis pertahanan lawan. Namun, rapihnya blok pertahanan Forest dan kedisiplinan dalam duel udara memberi sinyal bahwa tim tamu datang bukan sekadar untuk bertahan. Ketika kesempatan datang lewat bola mati, mereka memanfaatkannya tanpa ampun. Pada menit ke-33, sebuah situasi sepak pojok menciptakan kekacauan di depan gawang, bola yang mengenai Virgil van Dijk berbelok ke area berbahaya, dan Murillo, bek Brasil itu, bereaksi paling cepat untuk menuntaskannya. Anfield mendadak terdiam, dan sejak saat itu pertandingan berjalan sesuai skenario Forest: kompak di belakang, tajam memukul ketika ruang terbuka.
Liverpool mencoba merespons cepat, tetapi kiper Forest, Matz Sels, tampil gemilang. Ia menepis upaya Mac Allister dan menggagalkan peluang Salah yang masuk ke ruang tembak favoritnya, memastikan keunggulan tim tamu bertahan hingga turun minum. Pada babak kedua, pukulan telak datang lebih dini dari yang dibayangkan tuan rumah. Hanya semenit setelah sepak mula kembali, Forest menemukan celah di sisi kanan pertahanan Liverpool yang hari itu diisi darurat oleh Dominik Szoboszlai karena cederanya Conor Bradley dan Jeremie Frimpong. Neco Williams, mantan bek sayap Liverpool, bergerak bebas di kiri, menarik bola dengan tajam ke mulut gawang, dan Nicolo Savona menyambutnya dengan penyelesaian terukur untuk menggandakan keunggulan. Gol itu mengubah psikologi laga: Liverpool semakin tertekan untuk mengejar, sementara Forest kian nyaman menunggu dan memilih momen untuk menyengat.
Arne Slot mencoba mengubah arah dengan memainkan kembali Alexander Isak selepas sebulan menepi guna mempercepat pemulihan kebugaran sang pemain, sebuah keputusan berisiko yang berharap memberikan dorongan cepat di sepertiga akhir. Namun, ritme Isak belum kembali, sentuhan pertamanya kerap terlalu panjang, dan pergerakannya di belakang garis pertahanan Forest jarang menemukan sinkron dengan suplai lini tengah. Tuan rumah tetap mencari celah melalui Salah, yang sempat melepaskan tembakan melebar dan kemudian terlibat benturan dengan Nikola Milenkovic di area terlarang, namun semua upaya itu mentok pada organisasi bertahan Forest dan ketenangan Sels di bawah mistar.
Ketika Liverpool mulai menaruh banyak pemain ke depan dan garis pertahanan naik tinggi, Forest menutup malam dengan serangan yang kembali mematikan. Pada menit ke-78, Omari Hutchinson melepaskan tembakan yang ditepis Alisson, tetapi bola muntah jatuh sempurna di jalur Morgan Gibbs-White. Dengan ketenangan mencolok, gelandang serang itu menyambarnya untuk memastikan hasil, sekaligus menandai catatan pribadi: tiga pertandingan beruntun selalu mencetak gol untuk pertama kalinya dalam kariernya. Skor 3-0 bertahan hingga bubar, mengukir kemenangan terbesar Forest di Anfield dan kemenangan ketiga mereka dalam enam laga sejak Dyche mengambil alih. Bagi Liverpool, ini menjadi kekalahan kandang terberat sejak dipukul Manchester City 4-1 pada 2021.
Kekecewaan di kubu tuan rumah tergambar jelas dalam komentar sang kapten. “Semua orang kecewa, sebagaimana mestinya, karena kekalahan kandang dari Nottingham Forest, menurut saya, sangat buruk,” ucap Virgil van Dijk kepada Premier League Productions. “Gol-gol yang kami kebobolan itu terlalu mudah dan kami semua harus bercermin. Saya sudah lama berada di klub ini dan kami telah melewati masa-masa sulit. Kami akan bangkit kembali, tetapi itu tidak terjadi dalam semalam. Saya bukan orang yang mudah menyerah dan kami akan terus berjuang.” Kata-kata itu merangkum kebuntuan Liverpool: dominasi awal tanpa efektivitas, celah di set-piece yang berulang, serta kurangnya ketajaman ketika harus membalik momentum.
Di sisi seberang, ruang ganti Forest merayakan kemenangan yang terasa lebih dari sekadar tiga poin. Kapten Ryan Yates menyebut kemenangan ini pantas dan menggarisbawahi pengaruh besar Dyche. “Kami benar-benar pantas menang dan ruang ganti cukup ramai,” ujarnya kepada Sky Sports. “Dia dan stafnya sangat berpengaruh. Mereka datang, merangkul semua hal tentang klub. Menciptakan kebersamaan dengan tim dan para penggemar, itu sangat penting di Forest.” Yates menambahkan bahwa keluar dari tiga terbawah memberi dorongan psikologis besar, namun menegaskan tantangan sebenarnya justru menjaga posisi aman dari pekan ke pekan.
Hasil ini juga menyulut kembali perdebatan soal arah transfer Liverpool di musim panas. Belanja besar senilai sekitar £450 juta, alih-alih menambah stabilitas, kini dipertanyakan seiring performa yang memudar di periode padat. Rencana taktis untuk menambal sektor sayap kanan pertahanan dengan Szoboszlai menunjukkan keterbatasan opsi karena badai cedera, tetapi juga memperlihatkan betapa rapuhnya struktur ketika lawan menyerang cepat ke ruang yang ditinggalkan. Ketika efisiensi di kedua kotak menjadi penentu, Forest unggul di semua detail: memenangi duel krusial, memaksimalkan bola mati, dan menjaga ketenangan kiper mereka di momen-momen genting.
Pada akhirnya, Anfield menjadi panggung kontras. Liverpool memulai dengan harapan untuk bangkit, namun dipaksa menatap kenyataan bahwa laju buruk mereka kini kian menggerus peluang mempertahankan gelar. Forest, sebaliknya, menunjukkan versi yang solid, terorganisir, dan klinis—ciri khas tim yang mengerti bahwa pertempuran bertahan hidup di Liga Primer ditentukan oleh detail kecil dan kepala dingin. Dengan tiga gol yang membuat stadion bungkam, Forest pulang bukan hanya membawa kemenangan, tetapi juga keyakinan bahwa arah mereka di bawah Sean Dyche berjalan pada jalur yang tepat. Bagi Liverpool, pekerjaan rumah menumpuk: merapikan struktur, mengembalikan ketajaman, dan yang paling penting, menemukan kembali kepercayaan diri yang selama ini identik dengan Anfield.
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…
Oman Gagal Manfaatkan Keunggulan Jumlah, Ditahan 10 Pemain Maroko 0-0 di Piala Arab FIFA 2025 Moveon88 — Oman harus…