Moveon88 – Arsenal Women membuat sejarah manis di panggung Eropa setelah sukses menaklukkan Barcelona Femeni dengan skor tipis 1-0 dalam laga final UEFA Women’s Champions League (UWCL) musim 2024/2025. Pertandingan berlangsung di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, Sabtu (24/5/2025) malam waktu Indonesia barat.
Kemenangan ini menjadi trofi kedua Arsenal di ajang paling prestisius sepak bola wanita Eropa. Setelah menanti selama hampir dua dekade sejak kemenangan pertama mereka pada musim 2006/2007, The Gunners akhirnya kembali merasakan kejayaan di kancah kontinental.
Gol tunggal dalam laga penuh tensi tersebut dicetak oleh Stina Blackstenius pada menit ke-74, usai memaksimalkan assist dari Beth Mead. Kedua pemain itu masuk sebagai pemain pengganti dan menjadi kunci kemenangan dalam skema taktis pelatih Renee Slegers.
Barcelona datang ke final ini sebagai tim unggulan. Performa dominan mereka sepanjang musim dan status sebagai juara bertahan UWCL membuat banyak pihak menjagokan tim asal Catalonia itu untuk meraih gelar keempat dalam lima tahun terakhir. Bahkan, mereka berada di ambang sejarah dengan peluang meraih quadruple untuk musim kedua secara beruntun.
Namun, Arsenal tampil dengan semangat berbeda. Mereka bukan hanya membawa misi kemenangan, tetapi juga semangat pembuktian. Sejak awal laga, pertahanan Arsenal menunjukkan konsistensi dan koordinasi luar biasa. Duo bek tengah Leah Williamson dan Lotte Wubben-Moy menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus para penyerang Barcelona.
Barcelona tetap memegang kendali penguasaan bola, bahkan sempat mencatatkan lebih dari 65% ball possession di babak pertama. Namun, penguasaan tersebut tidak diiringi dengan efektivitas dalam menciptakan peluang. Arsenal yang bermain lebih pragmatis mampu menjaga zona pertahanan dengan rapi dan menunggu momen untuk melakukan serangan balik cepat.
Sempat ada momen yang nyaris menjadi gol untuk Arsenal saat Irene Paredes melakukan gol bunuh diri di menit ke-22. Sayangnya, VAR menganulir gol tersebut karena Frida Maanum lebih dulu berada dalam posisi offside saat menerima bola sebelum insiden terjadi.
Babak Kedua Milik Arsenal, Blackstenius Jadi Pembeda
Setelah jeda, intensitas permainan meningkat. Barcelona meningkatkan tekanan lewat permainan sayap yang cepat, dengan Aitana Bonmati dan Claudia Pina menjadi motor serangan. Satu peluang emas tercipta saat tendangan Pina membentur mistar gawang Arsenal, menandai betapa tipisnya margin antara kemenangan dan kegagalan.
Namun, di tengah tekanan tersebut, Arsenal tetap tenang dan disiplin. Pelatih Renee Slegers menunjukkan kelasnya dengan pergantian pemain yang sangat tepat. Ia memasukkan Beth Mead dan Stina Blackstenius untuk menggantikan Vivianne Miedema dan Caitlin Foord.
Kombinasi keduanya menjadi titik balik. Umpan cerdas Mead menembus garis pertahanan Barcelona dan disambut dengan penyelesaian klinis dari Blackstenius yang langsung menggetarkan jala gawang Sandra Paños. Gol itu menjadi momen puncak Arsenal dan satu-satunya yang tercipta malam itu.
Meski Barcelona mencoba mengejar ketertinggalan hingga menit akhir, Arsenal sukses menjaga keunggulan berkat pertahanan disiplin dan penampilan solid dari kiper Manuela Zinsberger.
Arsenal Catat Sejarah, Tim Pria Masih Mengejar
Kemenangan ini menjadikan Arsenal sebagai satu-satunya klub Inggris yang berhasil meraih dua gelar Liga Champions Wanita. Gelar ini juga menjadi pembuktian kualitas skuad Arsenal yang dihuni pemain-pemain muda berbakat dan pilar berpengalaman yang bersatu dalam misi besar.
Kesuksesan ini juga semakin menyoroti perbedaan pencapaian antara tim wanita dan tim pria Arsenal. Jika tim wanita telah dua kali meraih supremasi Eropa, tim pria Arsenal hingga kini masih belum pernah menjuarai Liga Champions, meski sempat mencapai final pada musim 2005/2006 sebelum dikalahkan oleh Barcelona.
Tak sedikit fans yang kemudian menyuarakan pertanyaan “Kapan giliran tim pria?”, sebuah refleksi atas perjalanan panjang The Gunners di kompetisi pria Eropa yang sering kali berakhir tanpa trofi.
Namun, pencapaian tim wanita ini memberikan inspirasi besar. Mereka menunjukkan bahwa dengan strategi tepat, manajemen yang visioner, dan semangat kolektif, kejayaan Eropa bukanlah mimpi kosong. Arsenal Women kini bisa menjadi contoh dan motivasi bagi tim pria untuk segera menyusul dalam menaklukkan benua biru.
Harapan Masa Depan dan Pujian untuk Renee Slegers
Tak bisa dipungkiri, kemenangan Arsenal di final UWCL ini juga merupakan buah dari tangan dingin pelatih Renee Slegers. Mantan gelandang timnas Belanda itu berhasil membentuk tim dengan identitas kuat yakni solid di belakang, cepat dalam transisi, dan tajam saat menyerang. Keputusan-keputusan taktisnya selama turnamen, termasuk di final, menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih papan atas.
Arsenal Women pun layak disandingkan dengan tim-tim elite Eropa lainnya, seperti Lyon dan Barcelona, yang selama ini mendominasi Liga Champions Wanita. Dengan rata-rata usia skuad yang masih muda, masa depan Arsenal terlihat sangat cerah.
Para pemain seperti Katie McCabe, Frida Maanum, dan Steph Catley membuktikan diri sebagai pemimpin yang mampu bersinar dalam pertandingan besar. Sementara rising star seperti Alessia Russo dan Victoria Pelova menunjukkan bahwa generasi penerus sudah siap meneruskan tongkat estafet kejayaan.
Tanpa Gol, Tiket Ganda: Palestina Puncaki Grup A, Suriah Ikut Melaju ke Perempat Final Piala Arab Moveon88 – Laga…
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…