Moveon88 – Manchester City menunjukkan mental juara dengan membalikkan keadaan untuk mengalahkan Real Madrid 2-1 di Santiago Bernabéu, Rabu dini hari waktu setempat, dalam lanjutan fase liga Liga Champions. Hasil ini bukan hanya mempertegas kelincahan taktik Pep Guardiola, tetapi juga menempatkan posisi Xabi Alonso sebagai pelatih Los Blancos dalam sorotan tajam.
Madrid unggul lebih dulu melalui gol Rodrygo, namun City merespons lewat sontekan cepat Nico O’Reilly dan penalti tenang Erling Haaland yang memastikan tiga poin krusial bagi The Citizens. Absennya Kylian Mbappé akibat masalah lutut—yang oleh Alonso dinilai terlalu berisiko jika dipaksakan—menjadi salah satu konteks penting laga, dengan Madrid mengandalkan penyerang muda Gonzalo Garcia sejak awal.
Tekanan pada Alonso memuncak jelang laga, setelah laporan media Spanyol menyebut kekalahan bisa menentukan nasibnya. Performanya di Bernabéu sejatinya tidak buruk—terutama selama setengah jam pertama—namun hasil akhir kembali mengecewakan. Madrid kini hanya meraih dua kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir di semua kompetisi, sebuah tren yang mengkhawatirkan menjelang persaingan ketat memperebutkan delapan besar fase liga.
Benturan ritme tinggi langsung terasa sejak kick-off. Duel klasik modern Liga Champions ini memasuki edisi ke-15, dan Bernabéu bergetar ketika Vinícius Júnior aktif menguji sisi kanan pertahanan City. Ia sempat dijatuhkan Matheus Nunes dan wasit menunjuk titik putih, tetapi VAR membatalkan penalti karena kontak terjadi di luar kotak. Tendangan bebas keras Fede Valverde membentur O’Reilly dan mengubah arah, sebelum Vinícius melepaskan tembakan melambung tipis setelah umpan tarik mendatar Rodrygo memaksa kiper City keluar dari sarangnya.
Keunggulan Madrid akhirnya tiba pada menit ke-28 dan terasa pantas melihat arus permainan. Serangan bermula dari sisi berlawanan melalui Alvaro Carreras, berlanjut ke Jude Bellingham, lalu ke Rodrygo. Penyerang Brasil itu menyelesaikan dengan kilat dan rendah ke tiang jauh, melewati jangkauan kiper City. Gol ini mengakhiri paceklik panjangnya—yang menjadi sorotan—dan menambah catatan apiknya kontra City setelah dua gol dramatis di semifinal 2022.
Namun dominasi Madrid retak hanya tujuh menit berselang. Dari situasi bola mati, sundulan Josko Gvardiol gagal ditangkap sempurna Thibaut Courtois, dan Nico O’Reilly bereaksi paling cepat untuk menyambar bola liar. Gol di menit ke-35 itu mengubah momentum, sekaligus mengingatkan bahwa setiap kesalahan kecil di level ini bisa berakibat fatal.
Pep Guardiola terlihat tak puas pada paruh pertama dan meminta timnya menaikkan intensitas serta presisi di sepertiga akhir. Respons City hadir di babak kedua. Ketika Antonio Rüdiger menarik Haaland dari belakang di kotak terlarang, wasit tanpa ragu menunjuk titik putih. Haaland mengambil sendiri dan menuntaskan dengan ketenangan khasnya, mengirim Courtois ke arah berlawanan untuk membawa City berbalik unggul.
Courtois menebus sebagian kesalahannya dengan rangkaian penyelamatan penting—dua kali beruntun menggagalkan Haaland dan Rayan Cherki sebelum jeda, lalu menahan tembakan Jeremy Doku setelahnya—yang menjaga Madrid tetap dalam jarak satu gol. Di sisi lain, Bellingham punya peluang keemasan menyamakan kedudukan, tetapi sepakan first-time-nya melambung setelah pergerakan cerdik Rodrygo membuka ruang umpan.
Mengejar hasil, Alonso melakukan penyesuaian berani. Arda Güler masuk menggantikan Garcia, sementara Bellingham digeser lebih maju sebagai penyerang tengah—peran yang sempat dinikmatinya musim lalu. Endrick juga diturunkan di fase akhir dan hampir menjadi pahlawan; sundulannya hanya melintas beberapa inci di atas mistar lima menit jelang bubar.
Namun kreasivitas Madrid kian menipis seiring berjalannya waktu. City, yang sempat dipaksa bertahan dalam blok menengah, kembali menemukan ritme sirkulasi dan kontrol emosi pertandingan. Rodri dan rekan-rekannya menutup ruang antar lini, memaksa Madrid lebih sering melebar tanpa tusukan efektif di area berbahaya. Hingga peluit akhir, City menjaga keunggulan tanpa banyak drama tambahan.
Dari sudut pandang klasemen fase liga, kemenangan ini menjadi dorongan besar bagi City untuk mengamankan posisi unggulan menuju babak gugur. Sebaliknya, Madrid menghadapi jadwal yang menuntut sekaligus tekanan eksternal yang meningkat, mengingat ketatnya perburuan delapan besar otomatis. Dengan performa yang inkonsisten dan badai ekspektasi yang tak pernah reda di Bernabéu, perbincangan mengenai masa depan Alonso tampaknya akan kian mengemuka.
Ringkasnya, ini adalah malam yang menggambarkan dua hal: karakter City yang tak mudah runtuh di panggung terbesar, dan bayang-bayang tuntutan raksasa pada Madrid yang belum menemukan stabilitas. Jika ini adalah bab terbaru dalam rivalitas modern yang memanjakan penonton, maka City menulisnya dengan ketenangan, keberanian, dan efisiensi—tiga hal yang justru hilang dari kubu tuan rumah setelah unggul lebih dulu.
Bagi City, malam di Bernabéu ini terasa seperti pernyataan: mereka bisa bangkit, bisa bertahan, dan bisa menang di tengah tekanan. Bagi Madrid, pertanyaan terbesarnya justru datang setelah peluit akhir—bukan sekadar bagaimana memperbaiki hasil, melainkan siapa yang akan memimpinnya ke jalan yang lebih stabil.
Inter Tetap Perkasa di Puncak: Gol Tunggal Lautaro Kunci Kemenangan di Bergamo Moveon88 – Inter Milan mempertahankan statusnya sebagai…
Penalti Telat Appollis Antar Afrika Selatan Tundukkan Zimbabwe 3-2 dan Amankan Tiket 16 Besar Moveon88 – Oswin Appollis menjadi…
Messi Panaskan Amerika Selatan: Inter Miami Umumkan Tur Pramusim dengan Agenda Big Match Kontra Barcelona de Guayaquil Moveon88 – Inter…
Osimhen Menyalakan Super Eagles: Nigeria Redam Badai Tunisia, Amankan Tiket Babak Gugur Moveon88 – Victor Osimhen tampil menonjol saat…