Moveon88 – El Clasico di Santiago Bernabeu berakhir dramatis ketika Jude Bellingham menjadi pahlawan bagi Real Madrid dengan gol penentu yang memastikan kemenangan 2-1 atas Barcelona, dalam laga yang sarat ketegangan, kontroversi wasit, dan momen penentu dari kedua tim. Kemenangan ini mengukuhkan posisi Los Blancos di puncak klasemen La Liga dengan keunggulan lima poin atas rival abadinya, mempertegas ambisi juara mereka musim ini.
Pertandingan dibuka dengan tempo tinggi dan tekanan dari kedua kubu. Barcelona memegang lebih banyak penguasaan bola di periode awal, tetapi dominasi tersebut jarang berbuah peluang berbahaya karena lini depan mereka kesulitan menembus rapatnya pertahanan Madrid. Madrid, sebaliknya, tampak lebih berbahaya dalam serangan balik dan memanfaatkan ruang-ruang yang tercipta ketika Barca mencoba menekan tinggi.
Laga sempat memanas pada momen awal ketika wasit menunjuk titik putih untuk Madrid setelah insiden di dalam kotak penalti; keputusan ini kemudian dibatalkan setelah pemeriksaan VAR, yang menilai bahwa Vinicius Junior memulai kontak. Reaksi pendukung Madrid pun terdengar nyaring ketika keputusan itu berubah, menambah atmosfer tegang di stadion. Tidak lama setelahnya, gol Mbappe dianulir karena offside tipis — insiden yang kembali memicu protes suporter tuan rumah — namun momen-momen kontroversial itu tidak menggoyahkan fokus para pemain.
Permainan berubah menjelang tengah babak pertama ketika Bellingham menunjukkan kelasnya. Aksi individu Bellingham membuka ruang bagi Kylian Mbappe, yang memanfaatkan umpan terobosan menjadi gol rendah dan akurat, menjadikannya gol ke-11 sang penyerang di La Liga musim ini. Madrid unggul dan para pemain serta suporter Bernabeu merayakan dengan semangat, namun Barca tidak menyerah. Tekanan tim tamu berbuah hasil pada menit ke-38 ketika Fermin Lopez memaksimalkan kesempatan dari umpan silang untuk menyamakan kedudukan, membuyarkan sementara rencana Madrid dan memaksa kedua tim menutup babak pertama dalam keadaan imbang.
Bellingham kembali menjadi pemeran utama saat pertandingan memasuki menit-menit akhir babak pertama. Setelah serangkaian duel di udara dan kombinasi di kotak penalti, Vinicius menyundul bola yang kemudian disundul lagi oleh Eder Militao, sebelum Bellingham menyambut umpan dengan sundulan tajam yang menolak hampa ke gawang — gol yang memberi Madrid keunggulan 2-1 tepat sebelum jeda. Gol tersebut bukan hanya menyempurnakan kontribusi kreatifnya sepanjang laga, tetapi juga menjadi penanda kemampuan Bellingham untuk tampil dalam pertandingan besar dan momen yang menentukan.
Babak kedua berlangsung dengan intensitas tinggi dan tensi yang semakin meningkat. Madrid seharusnya bisa memperlebar jarak ketika wasit menunjuk penalti setelah handball yang melibatkan Eric Garcia, namun Wojciech Szczesny tampil luar biasa dengan penyelamatan gemilang untuk menepis eksekusi penalti Kylian Mbappe — momen yang menghidupkan kembali peluang Barca dan memberi mereka nafas untuk terus berjuang. Barcelona mencoba merespons dengan memasukkan pemain-pemain ofensif untuk menekan pertahanan tuan rumah, tetapi ancaman mereka kerap teredam oleh disiplin lini tengah Madrid dan keberanian para bek tuan rumah dalam menutup ruang.
Pertandingan kian memanas di menit-menit akhir. Lamine Yamal, yang menjadi sorotan jelang laga karena pernyataannya beberapa hari sebelumnya, tampil sebagai starter meski belum pulih sepenuhnya dari cedera pangkal paha; pemulihan yang belum sempurna membuat perannya kurang efektif dan ia kerap menerima pelukan dari para pemain Madrid. Ketegangan memuncak ketika Pedri menerima kartu kuning kedua pada detik-detik terakhir usai pelanggaran terhadap Aurelien Tchouameni, yang memicu adu dorong dan kericuhan kecil di pinggir lapangan. Kartu merah bagi Pedri menutup laga dengan suasana panas dan menunjukkan betapa tinggi taruhannya dalam duel klasik ini.
Di sisi taktik, Xabi Alonso, yang menjalani El Clasico pertamanya sebagai pelatih Real Madrid, menunjukkan keberanian dalam memilih susunan pemain dan menginstruksikan transisi cepat yang efektif. Alonso berhasil meredam inisiatif penguasaan bola Barca lewat keseimbangan di lini tengah dan kombinasi sayap yang memaksa Barca keluar dari zona nyaman. Barcelona, meski bermain tanpa beberapa pemain inti seperti Raphinha, Robert Lewandowski, dan Dani Olmo, tetap memperlihatkan karakter lewat penguasaan bola, namun ketidakmampuan menyelesaikan peluang dan beberapa keputusan wasit yang kontroversial menghalangi kebangkitan mereka.
Kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin. Bagi Madrid, memenangi sembilan dari 10 laga pembuka La Liga musim ini menunjukkan konsistensi tinggi dan kemampuan untuk meraih hasil dalam pertandingan besar, ukuran penting ketika musim domestik dan Eropa memasuki fase krusial. Bagi Barca, hasil ini menjadi peringatan agar segera menemukan solusi produktif di lini depan dan menjaga fokus kolektif ketika absen pemain kunci menguji kedalaman skuad.
Ketika peluit akhir berbunyi, para pemain Madrid merayakan di depan tribun, sementara para pemain Barca meninggalkan lapangan dengan rasa kecewa namun juga know-how untuk bangkit. El Clasico ini meninggalkan banyak bahan pembicaraan: momen VAR yang menentukan, penalti yang diselamatkan, kebangkitan Bellingham, keputusan taktis Alonso, serta dampak kartu merah Pedri. Semua itu menegaskan bahwa rivalitas ini selalu menyajikan drama dan momen tak terlupakan, dan hasil malam ini akan membayangi La Liga selama beberapa pekan ke depan.
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…
Oman Gagal Manfaatkan Keunggulan Jumlah, Ditahan 10 Pemain Maroko 0-0 di Piala Arab FIFA 2025 Moveon88 — Oman harus…