Moveon88 – Juventus melaporkan perbaikan keuangan yang signifikan untuk tahun fiskal yang berakhir 30 Juni, dengan kerugian bersih menyusut menjadi 58 juta euro, turun tajam dari rugi 199 juta euro pada periode sebelumnya. Klub yang berbasis di Turin itu mencatat pendapatan naik menjadi 529 juta euro dari 394 juta euro pada tahun sebelumnya, dan manajemen menegaskan bahwa kembalinya tim ke Liga Champions serta partisipasi dalam Piala Dunia Antarklub FIFA yang diperluas menjadi kontributor utama perbaikan tersebut. Dalam pernyataannya, klub menjelaskan bahwa sekitar 102 juta euro berasal dari hak siar, penjualan tiket, dan pendapatan terkait keikutsertaan di kompetisi Eropa serta dari kontribusi yang terkait dengan turnamen antarbenua tersebut.
Perubahan angka ini merupakan nafas lega setelah beberapa tahun penuh tekanan bagi Juventus. Klub yang telah lama didominasi keluarga Agnelli itu sempat terseret skandal akuntansi terkait perdagangan pemain dan pembayaran gaji, yang memunculkan sanksi olahraga dan administratif, termasuk larangan berlaga di kompetisi Eropa pada musim 2023/24. Dampak dari sanksi tersebut sangat terasa di neraca: hilangnya pendapatan hak siar, penurunan eksposur komersial, dan tekanan pada arus kas operasional. Dengan kembalinya ke Liga Champions, Juventus mendapat suntikan pendapatan langsung sekaligus peluang pemulihan citra di mata sponsor dan pasar komersial.
Meskipun angka pendapatan meningkat secara substansial, manajemen klub tetap berhati-hati dalam menyusun proyeksi ke depan. Juventus menyatakan mereka mengantisipasi “peningkatan terbatas” pada hasil dan arus kas untuk tahun fiskal berjalan, dan menargetkan mendekati titik impas pada musim 2026/2027. Proyeksi ini lebih konservatif dibandingkan rencana sebelumnya yang menargetkan pengembalian laba pada periode yang sama, menunjukkan bahwa klub memilih pendekatan yang realistis mengingat ketidakpastian pasar dan risiko olahraga. Catatan historis juga menempatkan konteks: Juventus terakhir kali mencatat laba bersih tahunan pada musim 2016/2017, sehingga perjalanan kembali ke profitabilitas penuh masih menghadapi rintangan.
Sebagai bagian dari strategi permodalan, dewan direksi Juventus berencana mengusulkan kepada pemegang saham peningkatan modal saham hingga 110 juta euro. Exor, perusahaan induk keluarga Agnelli, telah menyuntikkan hampir 30 juta euro sebagai bagian dari komitmen awal terhadap peningkatan modal tersebut. Suntikan modal ini dimaksudkan untuk memperkuat struktur modal klub, menopang arus kas, dan memberi manajemen ruang untuk melaksanakan kebijakan sportif serta operasional yang diperlukan demi stabilitas jangka menengah.
Namun tantangan inti yang masih mengganjal adalah struktur biaya klub. Gaji pemain, amortisasi transfer, dan biaya operasional tetap menjadi beban besar yang harus dikelola melalui renegosiasi kontrak, kebijakan transfer yang lebih selektif, dan upaya efisiensi internal. Ketergantungan pendapatan pada hasil di lapangan membuat keberlanjutan finansial rentan terhadap fluktuasi prestasi tim; kegagalan mempertahankan kehadiran di kompetisi Eropa atau penurunan performa domestik dapat cepat mengikis keuntungan yang baru diraih. Risiko regulasi juga terus membayangi: proses hukum atau audit lanjutan terkait skandal akuntansi sebelumnya masih bisa memicu denda atau sanksi tambahan yang berdampak pada neraca.
Dukungan Exor dan rencana peningkatan modal adalah sinyal positif bagi pasar dan pemangku kepentingan, tetapi realisasi penuh dari rencana ini akan menjadi indikator penting untuk menilai kredibilitas pemulihan Juventus. Selain itu, manuver di jendela transfer berikutnya — baik dari sisi penjualan aset untuk memperbaiki neraca maupun pembelian yang matang untuk menjaga kualitas tim — akan menjadi penentu apakah perbaikan pendapatan dapat diterjemahkan menjadi margin keuntungan yang berkelanjutan. Kinerja komersial seperti perpanjangan sponsor, peningkatan penjualan merchandise, dan pengelolaan hak siar juga harus dipertahankan dan dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan pertandingan dan kompetisi.
Bagi para pendukung dan investor, periode mendatang akan menjadi ujian bagi manajemen untuk membuktikan bahwa perbaikan angka bukan sekadar sementara. Juventus berada dalam posisi yang lebih baik dibanding beberapa tahun lalu, tetapi perjalanan menuju stabilitas penuh masih memerlukan kombinasi disiplin fiskal, keberhasilan olahraga, dan kejelian strategis di pasar komersial. Jika klub mampu mempertahankan performa di lapangan dan menerapkan kebijakan keuangan yang ketat, target mendekati titik impas pada 2026/2027 bisa menjadi langkah awal menuju kembalinya Juventus ke posisi finansial yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Tanpa Gol, Tiket Ganda: Palestina Puncaki Grup A, Suriah Ikut Melaju ke Perempat Final Piala Arab Moveon88 – Laga…
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…