Moveon88 – Di tengah gejolak dan kekecewaan yang menyelimuti musim buruk AC Milan, klub legendaris itu memilih jalan nostalgia dengan mengangkat Massimiliano Allegri sebagai pelatih kepala untuk kedua kalinya. Pengumuman yang dibuat Jumat (30/5/2025) ini menjadi babak baru setelah keputusan memecat Sergio Conceicao sehari sebelumnya. Tugas Allegri jelas: membangkitkan raksasa yang tertidur dan mengembalikannya ke puncak persaingan Serie A.
Allegri hadir menggantikan Conceicao, pelatih asal Portugal yang sempat membawa Milan meraih Piala Super Italia awal musim. Namun, janji awal itu pupus ketika Rossoneri terpuruk di posisi kedelapan klasemen—gagal total meraih tiket kompetisi Eropa. Bahkan kemenangan 2-0 atas Monza di pertandingan pamungkas musim diwarnai protes pedas suporter terhadap kepemilikan klub, membuktikan betapa dalamnya krisis kepercayaan yang harus diatasi Allegri.
Ini bukan petualangan pertama Allegri di San Siro. Di periode 2010-2014, pria 57 tahun itu memimpin Milan dalam 178 pertandingan, mengantarkan gelar Scudetto musim 2010/2011 yang bersejarah. Namun, jalan debutnya kali ini tak sepenuhnya mulus. Allegri masih harus menyelesaikan sanksi larangan melatih akibat insiden ledakan amarahnya di final Coppa Italia 2024 bersama Juventus—saat ia diusir wasit menjelang akhir laga meski Juve akhirnya menjuarai trofi tersebut. Sanksi inilah yang menjadi alasan pemecatannya dari Bianconeri.
Musim 2023/2024 menjadi mimpi buruk bagi Milan. Awalnya dipercayakan kepada Paulo Fonseca, kemudian Conceicao, tim hanya finis ke-13 di fase grup format baru Liga Champions, lalu tersingkir oleh Feyenoord di playoff. Satu-satunya harapan penyelamat adalah Coppa Italia, namun Milan tumbang 0-1 dari Bologna di final—kekalahan yang mengantarkan trofi pertama Bologna dalam 51 tahun sekaligus mengubur impian Eropa Rossoneri.
Tekanan di pundak Allegri tak main-main. Tujuh gelar Liga Champions terakhir Milan masih terasa jauh (2006/07), sementara Scudetto teranyar mereka diraih di era Stefano Pioli (2021/22). Allegri, yang dikenal sebagai ahli taktis bermental pemenang, diharap bisa mengulang suksesnya bersama Juventus—di mana ia memborong lima gelar Serie A, lima Coppa Italia, dan dua kali melangkah ke final Liga Champions dalam dua periode berbeda.
Kini, semua mata tertuju pada bagaimana “Il Professore” akan membangun kembali tim yang karut-marut ini. Apakah kembalinya sang arsitek Scudetto 2011 bisa menjadi mantra penyembuh? Jawabannya akan segera terungkap di tengah desakan suporter yang tak ingin lagi menelan kekecewaan.
Tanpa Gol, Tiket Ganda: Palestina Puncaki Grup A, Suriah Ikut Melaju ke Perempat Final Piala Arab Moveon88 – Laga…
Delap Cedera Bahu, Maresca Cemas: Chelsea Kehilangan Opsi No. 9 Jelang Atalanta Usai Imbang 0-0 Kontra Bournemouth Moveon88 –…
Athletic Bilbao Tekuk Atletico Madrid 1-0, Selisih Los Colchoneros dari Barcelona Melebar Moveon88 – Athletic Bilbao meraih kemenangan berharga…
Epilog Sang Rival Abadi: Mungkinkah Messi vs Ronaldo Terjadi Sebelum Final Piala Dunia 2026? Moveon88 — Piala Dunia FIFA…